Lunturnya Toleransi Beragama Mulai Luntur


Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama “Ahok”, dinyatakan sebagai tersangka dalam kasus penistaan agama beberapa yang waktu lalu. Diduga karena pidatonya saat berkampanye menyinggung tentang ayat yang terkandung dalam Al-Quran yaitu surah Al-Maidah ayat 5 banyak masyarakat Indonesia terutama bagi mereka yang menganut agama islam merasa tersinggung karena perkataan yang diutarakan oleh Ahok cenderung seperti melecehkan Al-Quran dan agama islam. Hal tersebut mengakibatkan Kelompok Islam radikal menuduh Ahok melakukan penistaan agama dan berulangkali menuntut Ahok untuk diajukan ke pengadilan.

Setelah kejadian tersebut Indoesia sempat mengalami kehebohan akibat kabar penistaan agama oleh Ahok. Sehingga pada 4 November 2016 lalu ribuan orang menggelar aksi menentang Ahok di Jakarta dan diikuti oleh sebagian besar umat muslim dari seluruh penjuru Indonesia. Aksi bela Islam tersebut tidak jarang menyebabkan kericuhan ketika sedang berlangsung, masyarakat islam yang ikut terjun dalam aksi menginginkan Ahok untuk segera diadili dan diancam berbagai ancaman, salah satunya adalah pencabutan jabatan sebagai gubernur.

Dari contoh kasus tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa toleransi umat beragama sangatlah menjadi faktor penting dalam kehidupan, khususnya bagi negara Indonesia yang memiliki penduduk dengan berbagai macam agama dan kepercayaan. Kerukunan dan tenggang rasa sudah menjadi budaya bagi Indonesia sendiri karena Indonesia memiliki semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya, berbeda-beda tetapi tetap satu. Budaya merupakan identitas suatu bangsa dan negara yang menjadikan suatu negara berbeda dengan negara lain dan perlunya kerjasama dari rakyat untuk menjaga budaya yang selama ini kental dan sudah mendarah daging bagi bangsa Indonesia.

Jika diresapi kembali, ketika semakin banyak kerusuhan-kerusuhan yang terjadi akibat perbedaan agama antara muslim dan non-muslim tidak menjadi penutup kemungkinan sebagai awal perang antar agama yang akan mengakibatkan perpecahan negara seperti saat GAM di era Soeharto, ketika Aceh ingin membentuk Republik Islam Aceh. Jika benar hal itu terjadi bukan hanya identitas negara Indonesia saja yang akan hilang, akan tetapi Indonesia terancam lenyap karena perpecahan.

Oleh sebab itu untuk menjadi warga negara yang baik dan membantu keutuhan bangsa dibutuhkan sifat toleransi antar umat beragama yang hidup di satu negara. Hidup dan tinggal di lingkungan masyarakat yang memiliki agama, ras dan etnik yang berbagai macam dapat membantu untuk menumbuhkan sifat toleransi itu sendiri. Walaupun banyak terjadi fenomena-fenomena kerusuhan akibat kasus beda agama seharusnya tidak menjadikan masyarakat menjadi pribadi yang tertutup dengan perbedaan-perbedaan yang ada, justru seharusnya kita mengupayakan bagaimana caranya agar dengan perbedaan tersebut tercipta suatu kehidupan yang harmonis tanpa harus mengetahui latar belakang masing-masing. Menyadarkan masyarakat bahwa tidak perlu ikut campur dalam urusan keyakinan masing-masing, karena berbeda kepercayaan pasti berbeda pula cara meyakini hal tersebut. Cukup dengan menghargai apa yang sedang dianut oleh orang lain dan menghormati sesama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

9 Fakultas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Jaga Kualitas Diri Hindari Erotomania

Peran Media Baru sebagai Media Dakwah dan Kemandirian Sosial-Religius